Trump Akan Kembali Menjabat sebagai Presiden AS, Bagaimana Nasib Kasus Hukumnya?

Kemungkinan Nasib Hukum Donald Trump Pasca Kembali ke Gedung Putih

Pasisa Kasus Hukum

• Potensi Kekebalan: Donald Trump, mantan presiden AS, berpotensi terbebas dari kasus hukum selama bertahun-tahun setelah kembali ke Gedung Putih pada tahun 2025. Keputusan Mahkamah Agung yang memberikan kekebalan luas kepada presiden atas tindakan resmi semasa menjabat menjadi faktor utama.

• Penghentian Kasus Federal: Kebijakan Departemen Kehakiman yang melarang penuntutan terhadap presiden yang sedang menjabat berarti kasus-kasus federal yang melibatkan Trump ditutup.

• Vonis di New York: Trump divonis bersalah dalam skandal pembayaran uang tutup mulut kepada Stormy Daniels untuk mempengaruhi pemilu 2016. Kasus ini berujung pada denda sebesar USD 88,4 juta. Trump juga mengajukan banding terhadap vonis tersebut.

• Kasus Pidana Lainnya: Selain kasus New York, Trump menghadapi dakwaan pidana di Georgia dan New York terkait pemerasan untuk membatalkan hasil pemilu 2020. Upaya untuk mendiskualifikasi jaksa penuntut telah menghambat kasus tersebut.

• Pengampunan Presiden: Terlepas dari vonis yang mungkin, Trump berpotensi menerima pengampunan dari presiden berikutnya dalam kasus federal.

• Masa Depan Hukum: Kemungkinan penghentian atau penangguhan persidangan selama beberapa tahun ke depan, serta pertimbangan politik dan usia Trump, menimbulkan keraguan apakah kasus-kasus ini akan dilanjutkan nantinya.

Meskipun Trump masih menghadapi berbagai kasus hukum, termasuk potensi hukuman penjara, banyak yang meragukan kemungkinan pelaksanaannya sepenuhnya mengingat faktor-faktor hukum dan politik yang terlibat.